Abu-abu, kelabu ditangal 14 Februari 2014. Setidaknya itu
yang bisa aku gambarkan ketika bangun tidur yang penuh abu. Tak seperti pagi
biasanya. Meletusnya gunung kelud Jawa Timur tak disangka efek abunya sampai
hlaman rumah. Bukan pertama kalinya juga sih ngerasain hujan abu yang membawa
debu berterbangan dimana-mana, sampai makanpun berebut dengan debu dipiring,
tapi yang namanya makan tetep aja dilahap, debu pun ikut menambah nikmat cita
rasa.
Orang di desa sekitar
mendadak rajin mencuci rumah, tak terkecuali aku yang tiba-tiba rajin
ngepel dengan ketidakyamanan karna debu. Orang pertama yang kurang menyukai debu
dirumah itu aku, tetapi nampaknya aku harus bersahabat dengan debu kali ini.
Pegawai dan anak-anak sekolah yang mendadak diliburkan,
transportasi tiba-tiba mogok dan
sebagian yang lain rela merogoh kocek lebih untuk menyewa taxi, warung sekitar juga
terlihat tak seperti biasanya di tutup rapet dengan dalih takut debu, kecuali
peternak kambing dan sapi yang semangatnya tak lekang mencari rumput untuk
ternaknya.
Walaupun ada segelintir orang yang diuntungkan dengan ujan
abu, mereka para penjual masker mendadak di jalan raya. Semangatnya pun tak
kalah dengan derasnya abu yang turun. Jikalau dapat memilih pastilah mereka
juga lebih ingin berdiam diri didalam rumah menghindari debu di jalan yang
membuat pedih mata, tak ada alasan lain kecuali demi sesuap nasi untuk mereka. Setidaknya
itu salah satu hal kecil yang aku perhatikan saat melewati jalan kota magelang.
Walaupun lebih banyak mereka yang mengeluh karna terkena dampak abu gunung
kelud. Setidaknya dalam setiap kejadian ada sebagian yang merasa diuntungkan,
mungkin inilah salah satu Tuhan menurunkan nikmat rizki untuk sebagian yang
lain sekaligus sebagai tanda pengingat untuk umatnya.
Kadang aku bertanya setelah gunung merapi, sinabung kemudian
kelud, yang sebelumnya banjir melanda sebagian daerah, ada apa dengan alam ini?
Adakah yang salah dengan penghuninya? Ataukah ini cara Tuhan untuk mengurangi
jumlah penduduk Indonesia yang over load? Entahlah.... tapi yang jelas musibah
ini mengingatkan betapa tak berdayanya manusia.